Uang Virtual di Dunia Maya Bernama Bitcoin


Uang Virtual di Dunia Maya Bernama Bitcoin  

Uang Virtual di Dunia Maya Bernama Bitcoin  

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang virtual bernama Bitcoin menarik perhatian penggemar dunia digital akhir-akhir ini. Penyebabnya, nilai mata uang ini sempat melejit dari US$ 34 (Rp 33 ribu) pada bulan lalu menjadi US$ 147 (Rp 1,4 juta) pada awal pekan ini. Namun, Rabu lalu, nilainya merosot menjadi US$ 108 per unit lantaran diserang hacker.

Analis Nicholas Colas menduga lonjakan ini terkait dengan krisis ekonomi yang terjadi di Siprus. Menurut dia, sebagian orang kaya di sana memborong uang digital ini untuk menyembunyikan uang haramnya alias money laundering.

Bitcoin—sering disingkat menjadi BTC—diluncurkan pada 2009 oleh hacker atau peretas dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Tujuannya adalah menyediakan uang alternatif dari mata uang resmi, yang dikelola dan dipantau secara ketat oleh pemerintah tiap negara.

Uang digital ini menggunakan algoritma rahasia, yang hanya diketahui oleh segelintir peretas. Uang ini bisa digunakan lewat komputer ataupun gadget, seperti ponsel, untuk transaksi jual-beli. Sebagian kalangan menuding mata uang ini kerap digunakan untuk transaksi kegiatan ilegal, seperti narkoba.

Jumlah Bitcoin telah ditetapkan sebanyak 21 juta unit. Jumlah tersebut baru akan tercapai pada 2140. Tiap 10 menit, ada 25 unit Bitcoin yang diluncurkan. Jumlah yang diluncurkan akan berkurang pada periode yang telah ditentukan.

Menurut Arwa Mahdawi, pengamat dunia digital, mata uang ini bisa dibeli dari situs tertentu. "Datang saja ke layanan online penukaran Bitcoin, seperti BitInstant, lalu tukar mata uang lokal Anda dengan uang virtual itu," kata dia.

Uang Bitcoin akan tersimpan dalam bentuk dompet digital, yang berfungsi sebagai akun bank online. “Anda bisa membeli barang, dari kaus kaki hingga obat-obatan, menggunakan Bitcoin,” ujar Arwa.

Di situs resmi BitInstant tertulis bahwa layanan ini memproses pertukaran Bitcoin. Rabu lalu, Bitwallet terkena serangan hacker. Hal itu membuat nilai mata uang merosot menjadi US$ 108 (sekitar Rp 1 juta).

Penggunaan mata uang digital ini diperkirakan masih terus berlanjut. Toko obat online, seperti Silk Road, yang diduga menjual obat legal ataupun ilegal, masih menerima pembayaran mata uang ini. Pendapatannya diperkirakan cukup tinggi, sekitar US$ 1,7 juta (Rp 16,3 miliar) per bulan.
Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
web traffic
AUTHOR
December 4, 2013 at 11:46 PM delete

nice article (http://www.meningkatkan-kunjungan-web.blogspot.com)

Reply
avatar